Hari Pahlawan

Hari ini, tanggal 10 November, ketika kita merayakan Hari Pahlawan untuk memperingati perjuangan Pendiri Bangsa dalam mempertahankan keberadaan Indonesia, rasa itu semakin dalam. Kita yang diberi nikmat kemerdekaan ternyata tidak mensyukurinya. Kita malah saling membenci, saling curiga, saling memusuhi, dan yang lebih memprihatinkan saling menyakiti.

Sungguh aneh, orang-orang yang dicurigai melakukan aksi kejahatan dan teror terhadap sesama warga kemudian dilindungi. Bahkan, akses bagi aparat keamanan untuk mengungkap kebenaran, menjelaskan duduknya perkara, kemudian justru seperti ditutup.

Di sini kita tentunya mengharapkan keterbukaan semua pihak untuk tidak membenarkan aksi kekerasan. Sejauh mungkin kita harus menghindarkannya karena itu hanya melukai kita sendiri sebagai sebuah bangsa.

Ketika seseorang terbukti melakukan tindak kekerasan, hukumlah yang harus berbicara. Aparat penegak hukum tidak perlu ragu untuk bersikap tegas menegakkan aturan. Demi tegaknya kewibawaan hukum, yang dibutuhkan untuk menciptakan ketertiban umum, tidak boleh ada kompromi terhadap aturan.

Di sinilah imbauan Menko Polhukam kita nilai tepat. Masyarakat yang selama ini dinilai melindungi mereka yang melanggar hukum harus ikut membantu dengan menyerahkan mereka kepada aparat. Biarlah kemudian aparat penegak hukum yang memproses sesuai dengan aturan yang berlaku.

Nah, Untuk itu, Marilah kita maknai hari pahlawan, dan semangat pejuang bangsa kita..
Dengan cara semayamkanlah semangat cinta tanah air dalam jiwa dan raga..
Jauhkan diri dari perpecahan,

Selamat Hari Pahlawan!

Tidak ada komentar: